Masih Jadi Sumber Makanan Pokok di Indonesia, Begini Cara Budidaya Kedelai

Posted on 31 Maret 2021

Di Indonesia, budidaya kedelai masih sangat menjajikan. 

Bagaimana tidak, kedelai masih jadi salah satu sumber pangan yang digemari masyarat Indonesia.

Misalnya diolah jadi camilan, tempe, tahu, susu, hingga jadi kecap manis.

Itu sebabnya budidaya kedelai menjadi salah satu prospek bisnis yang sangat menjanjikan karena permintaan pasar yang tinggi. 

Budidaya kedelai juga bisa dilakukan di area pesawahan, terutama di sawah tadah hujan yang kosong ketika musim kemarau.

Jika tertarik memulai budidaya kedelai, pelajari tips budidaya kacang kedelai di sawah, dilansir dari akun Instagram @kementerianpertanian, Rabu (31/3/2021).

Benih kedelai ditanam dengan tugal

Pada kondisi musim kemarau sebaiknya lubang tanam lebih dalam untuk menghindari kekeringan, sedangkan pada musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih dangkal untuk menghindari pembusukan akar akibat tanah becek.

Kebutuhan benih

Kebutuhan benih: antara 40-50 kg/ha, biji sedang 40 kg, biji besar 50 kg. Tergantung dari ukuran biji. 

Semakin besar ukuran biji sebanyak-banyak benih yang dibutuhkan, sebaliknya semakin kecil ukuran biji semakin sedikit kebutuhan benih.

Jarak tanam

40 cm x 25 cm atau 40 cm x 20 cm atau 40 cm x 15 cm atau 40 cm x 10 cm. 

Tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman. 

Semakin tinggi kesuburan tanah, sebaiknya jarak tanam yang digunakan yang lebih renggang, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesuburan tanah sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih rapat.

Perhatikan lahan

Pada lahan sawah tadah hujan, sebaiknya penanaman dllakukan tidak lebih dari 7 hari setelah panen padi. 

Pada kondisi tanah kering, ada beberapa cara yang sering dilakukan petani antara lain membuat alat tugal yang dilengkapi dengan penampungan air.

Selain cara penanaman, kenali juga beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman kacang kedelai beserta cara penanggulangannya berikut ini.

Penyakit busuk akar

Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang biji sebelum dan sesudah munculnya di permukaan tanah. 

Pembusukan pada akar dan batang menyebabkan tanaman menjadi layu pada saat perkecambahan dan tanaman dewasa.

Gejala: Pada tanaman dewasa yaitu pertama daun pinggirnya menjadi kuning dan selanjutnya menjadi layu.

Pengendalian: Menggunakan fungisida yang berbahan aktif Mankozeb, Metil tiofanat. Klorotalonil, dan Benomil.

Penyakit busuk batang

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii Sacc yang memungkinkan patogen ini dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman dewasa pada bagian daun bahkan polong kedelai.

Gejala: Berupa nekrosis pada jaringan floem pada pangkal batang. 

Nekrosis terjadi pada pangkal batang dekat permukaan tanah.

Pada tanaman sakit yang menunjukkan gejala layu, pangkalnya berubah warna menjadi coklat kemerahan.

Pengendalian: Menggunakan fungisida Mankozeb, Metil tiofanat, Klorotalonil, dan Benomil. 

Penggunaan Trichoderma sp sebagal model pengendalian menggunakan jamur antagonis yang efektif dan aman dari pengaruh dampak lingkungan.

Penyakit virus mosaik (SMV)

Tulang daun pada yang masih muda menjadi kurang jernih. 

Selanjutnya daun berkerut dan mempunyai gambaran mosaik dengan warna hijau gelap di sepanjang tulang daun.

Gejala: Tanaman yang terinfeksi SMV ukuran bijinya mengecil dan jumlah biji berkurang sehingga hasilnya turun. 

Bila penularan virus terjadi pada tanaman muda, penurunan hasil berkisar 50-90%

Pengendalian: Menanam varietas tahan atau toleran, mengendalikan vektornya termasuk jenis kutu-kutu (Aphis sp), dan mengendaliken jenis tanaman inang lainnya termasuk jenis kacang-kacangan lainnya.

Baca artikel aslinya di Okezone.com dengan judul Kiat Sukses Budidaya Kedelai, Bisa Ditanam di Sawah

Related Posts